Struktur dan Kaidah Makalah
Amati kembali
cuplikan teks pada pelajaran sebelumnya ataupun teks lain yang sejenis. Tampak bahwa teks
tersebut betbeda dengan jenis teks
debat, terlebih cerita pendek, novel, ataupun drama. Makalah tergolong ke dalam teks nonsastra yang
memiliki aturan baku, baik
dalam hal struktur maupun kaidahnya.
1. Berdasarkan strukturnya, teks tersebut disusun
secara sistematis dan logis.
a. Sistematis artinya berurutan, memiliki aturan
yang jelas dan baku. Sebagai
karya ilmiah, makalah memiliki tata tulis yang baku, yakni dimulai dengan
pendahuluan, pembahasan, dan
penutup. Hal ini berbeda dengan karya
sastra yang memiliki urutan yang bersifat bebas dan bergantung pada keinginan penulisnya. Dalam cerpen, misalnya, bagian penutup dapat diletakkan
pada bagian awal.
Sebaliknya, bagian pengenalan cerita dapat ditempatkan pada bagian akhir.
Kebebasan penulis karya sastra dalam
menuangkan pemikiran-pemikirannya dikenal dengan istilah licentia poetica.
Berikut pola umum struktur penyusunan makalah.
1)
Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas
yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika pembahasan.
2)
Isi/Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian
penulis dalam mengeksplorasi
jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumen-argumen
yang i berlandaskan pandangan pakar dan teori yang
relevan. Bagian ini boleh terdiri atas
lebih dari satu bagian.
3)
Kesimpulan
Kesimpulan adalah pemaknaan atau penegasan kembali
terhadap hasil diskusi/uraian yang
telah disusun oleh penulis pada bagian isi.
Dalam mengambil kesimpulan, penulis makalah harus mengacu pada permasalahan yang diajukan dalam
bagian pendahuluan. Pada
bagian ini juga berisi saran-saran.
b. Logis artinya masuk akal atau dapat diterima oleh
akal. Kalimat atau
pernyataan-pernyataan yang ada di dalamnya berdasarkan hasil penalaran, bukan hasil imajinasi sebagaimana dalam penulisan karya sastra. Dengan
kata lain,
penjelasan-penjelasan yang tertulis dalam makalah berdasarkan hasil penalaran ataupun pemikiran
penulisnya. Sebagiannya merupakan
kutipan dari pendapat sumber lain yang disusun dengan mengutamakan kelogisan.
2. Berdasarkan kaidah kebahasannya, karya ilmiah
mengutamakan penggunaan kata-kata
yang bersifat lugas.
Dalam karya ilmiah,
kata-kata yang bermakna konotatif perlu dihindari, sebagaimana lazimnya dikenal dalam
karya-karya sastra. Kata-kata yang
bermakna kausalitas, seperti karena, sebab, oleh sebab itu, dan dengan demikian banyak dijumpai dalam
makalah. Selain itu, kata ganti yang
cenderung digunakan bersifat impersonalitas, seperti penulis atau peneliti.
Makalah harus
mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya.
Selain itu, objektivitas dan kelengkapan data menjadi
hal lain yang tak kalah penring. Untuk membuktikan bahwa pembahasan dalam makalah yang ditulis merupakan hal yang bersifat rasional, penulis perlu memiliki
data yang lengkap dengan tingkat kebenaran yang tidak terbantahkan.
Makalah harus bersifat impersonal.
Dengan kata lain, kata ganti yang digunakan
dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis dan peneliti. Penulis
tidak boleh menyatakan proses pengumpulan
data dengan kalimat seperti "Saya bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui penggunaan buku-buku pelajaran di
sekolah." Kalimat yang harus digunakan,
misalnya, "Dalam mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner untuk
mengetahui penggunaan buku-buku
pelajaran di sekolah." Pada kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis atau peneliti.
Cara lainnya adalah dengan dengan
menyatakannya dalam kalimat pasif, misalnya "Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner."
Pada kalimat tersebut, subjek penelitian
dinyatakan secara tersurat.
Sebagai salah satu karya
nonsastra, makalah memerlukan kelugasan dalam
pembahasannya. Dalam arti, hindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda. Makalah
mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan harus
reproduktif. Untuk itu, dalam makalah, sering dijumpai defmisi
atau batasan dari kata atau istilah-istilah
yang digunakan. Umpamanya, jika dalam suatu karya digunakan kata seperti buku pelajaran atau kecakapan
hidup, penulis harus mampu
menjelaskan arti kedua istilah itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih dalam. Hal ini penting dilakukan untuk
menyamakan persepsi antara penulis dan pembaca atau untujc menghindari timbulnya makna lain oleh pembaca. Kelugasan juga tercermin dari penggunaan kalimat efektif.
Selain itu, suatu makalah harus
disusun secara sistematis dan logis yang ditandai oleh hubungan antarbagian-bagian tulisan yang
membentuk suatu kesatuan (kohesif)
dan kepaduan (koheren).
Berdasarkan uraian
tersebut, dapat dirumuskan beberapa konvensi atau aturan penting dalam penulisan makalah sebagai
berikut.
a.
Masalah diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah atau menggunakan metode
keilmuan. Metode keilmuan tampak pada kelogisan, fakta
atau bukti yang terpercaya, dan analisis yang objektif.
b.
Pendapat-pendapat yang
dikemukakan berdasarkan fakta, bukan imajinasi, perasaan, maupun pendapat yang bersifat
subjektif.
Selesaikanlah
kegiatan berikut dengan mengasosiasikan informasi yang sudah didapat.
1. Susunlah bagian-bagian makalah berikut
sehingga menjadi sistematika yang benar dengan membubuhkan penomoran yang tepat
pada kolom yang tersedia.
Saran, Kesimpuian, Latar
belakang, Perumusan masalah, Rangkaian gagasan, Sistematika pembahasan, Prosedur
pemecahan masalah
2. Manakah kata-kata yang bermakna tidak
lugas dalam cuplikan teks berikut? Jelaskan pula makna dari kata-kata yang
dimaksud.
Mata
pelajaran bahasa Indonesia selama ini dituduh kaku dan tak bermakna. Wacana itu
sudah berlangsung cukup lama. Itulah sebuah kegalauan yang kemudian sering
menggoda hasrat banyak pihak untuk terus memperbincangkannya. Kerisauan
tersebut terus menjalar karena selama ini dianggap belum diperoleh formula yang
dianggap mujarab untuk memecahkannya.
Bahasa
Indonesia cenderung menempati urutan buncit dalam daftar pilihan para siswa
setelah pelajaran-pelajaran eksakta dan beberapa ilmu sosial lain, seperti
bahasa Inggris dan ekonomi. Jarang siswa yang menempatkan pelajaran ini sebagai
pelajaran favorit. Padahal, kalau mereka menyadarinya, justru pelajaran inilah
yang memiliki prospek dan sangat menggiurkan dibandingkan pelajaran-pelajaran
lain. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, banyak sekali prospek kerja yang
dapat direngkuh oleh seorang yang terampil berbahasa. Dari kepentingan sosial
dan politik, juga demikian. Kelihaian seseorang dalam berbahasa dapat menempatkan
dirinya sebagai orang yang top-markotop.
3. Jelaskan penyebab ketidaklogisan
kalimat-kalimat berikut, kemudian perbaikilah kalimat-kalimat tersebut.
a.
Saya menemui banyak kesalahan dalam cara berbahasa mereka.
b.
Pengadilan itu hampir selalu dimenangkan oleh orang-orang yang berduit.
c.
Ketika akan mengambil gambar di lokasi itu,
kameranya temyata sudah kehabisan baterai.
d. Bersama surat tersebut, kami seketuarga akan meminta maaf.
e. Dua hari menjelang wisudanya, anak Pak Arif melangsungkan syukuran.
Sumber: Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Disajikan untuk pembelajaran di kelas
amau bertanya apakah makalah bisa hanya untuk sekedar penjelasan obyek
BalasHapus