Rabu, 10 Oktober 2018

Jenis-Jenis Klausa


Jenis-Jenis Klausa

Klausa dalam bahasa Indonesia sangat beragam. Kita dapat membedakan klausa-klausa itu berdasarkan kategorinya, yakni (1) kelengkapan strukturnya, (2) kata negatif yang digunakannya, (3) jenis kata yang menduduki predikat, dan (4) kedudukannya dalam kalimat.
1.   Berdasarkan Kelengkapan Strukturnya
Berdasarkan kelengkapan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa lengkap dan klausa tak lengkap.
a.       Klausa Lengkap
Klausa lengkap adalah klausa yang terdiri atas subjek (S) dan predikat (P), baik disertai objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K) maupun tidak.
Klausa ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis, yakni (1) klausa lengkap umum (susun biasa) dan (2) klausa lengkap inversi.
1)      Klausa lengkap umum adalah klausa lengkap susun biasa, yaitu
klausa lengkap yang subjeknya terletak di depan predikat.
Contoh:
a)    anaknya sangat pandai
S                      P
b)   Lala rajin berdoa
S              P
2)     Klausa lengkap inversi adalah klausa lengkap susun balik, yaitu
klausa yang subjeknya terletak di belakang predikat.
Contoh:
a)    sangat pandai anaknya
P                    S
b)   rajin berdoa Lala
P                S
b.      Klausa Tak Lengkap
Klausa tak lengkap adalah klausa yang hanya memiliki unsur predikat dan tidak memiliki unsur subjek. Dapat saja predikatnya disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan. Klausa tak lengkap biasanya muncul dalam kalimat jawaban dan kalimat majemuk sebagai akibat penggabungan dengan klausa lain yang subjeknya sama.
Contoh:
a)                  sedang belajar (sebagai jawaban atas pertanyaan "Rani sedang apa?")
b)        ke sekolah (sebagai jawaban atas pertanyaan "Pergi ke mana dia?")

2.      Berdasarkan Penggunaan Kata Negatif
Berdasarkan ada tidaknya kata negatif di dalamnya, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa positif dan klausa negatif.
a.       Klausa Positif
Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif atau pengingkaran pada predikatnya.
Contoh:
1)             Lita siswa yang paling rajin
2)      Kak Rahmat bekerja di Solo
b.      Klausa Negatif
Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata negatif atau pengingkaran pada predikatnya. Kata-kata negatif itu ialah tidak, tak, tiada, bukan, belum, jangan.
Contoh:
1)          Lita bukan siswa yang paling rajin
2)    Kak Rahmat tidak bekerja di Solo
3)    janganlah melupakan nasihat orang tua
3.      Berdasarkan Kelas Kata pada Unsur Predikat
Berdasarkan jenis kata yang membentuk predikatnya, klausa dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
a.      Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa kata benda (nomina).
Contoh:
a)                  kakakku seorang penulis buku
b)        ayahnya pengajar di sekolah ini
c)                   mereka guru yang rajin
d)        yang mengambil buku ini Haris
b.      Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berupa kata kerja (verba).
Klausa verbal dapat diklasifikasikan lagi, yakni sebagai berikut.
1)      Klausa verbal aktif adalsh klausa verbal yang predikatnya menyatakan perbuatan aktif sehingga subjeknya berfungsi sebagai pelaku.
Contoh:
a)                 Ahmad membaca surat
b)        Bu Halimah memasak sayuran
2)     Klausa  verbal pasif adalah  klausa yang predikatnya menyatakan perbuatan pasif sehingga subjeknya berfungsi sebagai penderita.
Contoh:
a)                 surat dibaca Ahmad
b)        sayuran dimasak Bu Halimah

3)     Klausa verbal refleksif atau medial adalah klausa verbal yang predikatnya menunjukkan perbuatan yang mengenai pelaku perbuatan itu sendiri. Pada umumnya, kata kerja ini berbentuk kata kerja me{N)- diikuti kata diri.
Contoh:
a)                 janganlah menyakiti diri sendiri
b)        Haris menyembunyikan sesuatu di dalam hatinya
4)     Klausa  verbal resiprokal adalah  klausa  verbal  yang predikatnya  menyatakan  perbuatan  kesalingan  atau berbalas-balasan. Kata kerja ini berbentuk (sating), meN-, (sating) ber-an dengan proses pengulangan atau tidak.
Contoh:
a)                 kesebelasan itu sating menyerang tiada henti
b)        pada akhirnya, tanya jawab itu berujung pada saling pengertian
Berdasarkan jumlah argumennya, klausa verbal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Klausa verbal transitif, yaitu klausa verbal yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa verbal yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa verbal transitif dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a)      Klausa  verbal ekstransitif,  yaitu klausa verbal  yang predikatnya diikuti objek.
Contoh:
(1)      pekerjaannya membaca surat-surat masuk
(2)      seharian ia memperbaiki sepedanya
b)     Klausa  verbal dwitransitif,  yaitu  klausa verbal  yang predikatnya diikuti oleh objek dan pelengkap.
Contoh:
(1)              Rudi menamai ayam kesayangannya si Jagur
(2)              Pak Hasto membelikan istrinya buku masak-memasak
c)      Klausa  verbal semitransitif, yaitu  klausa verbal  yang predikatnya diikuti pelengkap.
Contoh:
(a)              Hasan sedang belajar menulis
(b)      Indonesia merupakan negara berdasarkan Pancasila

2) Klausa verbal tak transitif, yaitu klausa verbal yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap.
Contoh:
a)                 padinya sudah menguning
b)        jalanan ini terus menanjak
c.      Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berupa kata sifat.
Contoh:
1)                  orangnya baik hati
2)        baju orang itu putih-putih
d.     Klausa numeralia adalah klausa yang predikatnya berupa kata bilangan.
Contoh:
1)                 kambingnya dua ekor
2)        kawan Pak Ahmad tiga orang
e.      Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa kata depan (preposisi).
Contoh:
1)            ia akan ke sekolah besok
2)     bajunya dari toko ini
4.   Berdasarkan Kedudukannya dalam Kalimat
Dalam hal ini, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa terikat.
a.     Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa lengkap yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Dalam kalimat majemuk, klausa bebas memiliki status yang utama. Bahkan, klausa bebas dianggap sebagai induk kalimat. Oleh karena itu, klausa bebas sering pula disebut klausa utama atau klausa inti.
Contoh:
1)                Ketika hujan lebat, kami sudah sampai di rumah.
2)       Adiknya masih SMP, sedangkan dia sendiri sudah SMA kelas X.
3)                Ia terus saja mempelajari buku ini sehingga ia betul-betul hafal semua rumus di dalamnya.

b.     Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang menjadi bagian dari klausa lain. Klausa terikat disebut juga dengan klausa bawahan, klausa sematan, klausa nonfinal, atau anak kalimat. Klausa terikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)                 Selalu terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat.
2)        Posisi klausa terikat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat berpindah-pindah, dapat sebelum klausa inti atau sesudahnya.
3)        Klausa terikat selalu diawali oleh kata sambung atau konjungsi tidak setara (subordinatif), seperti konjungsi ketika, sebab,  bahiva, meskipun, sesudah, semenjak, atau sebelum.
4)        Klausa terikat dalam kalimat majemuk bertingkat selalu menduduki salah satu fungsi,  misalnya subjek,  objek, pelengkap,   keterangan,   atau  atribut  subjek,  objek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh:
1)                 Orang berbaju putih itu masih saudara saya.
2)        Ayahnya seorang yang rendah hati.
3)        Setiap pagi Rina memberi singkong yang sudah digilingnya itu kepada ikan-ikan di kolam itu.
4)        Sejak kakaknya kuliah di Bandung,  ia selalu menemani ibunya yang sudah tua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar