Kamis, 04 Oktober 2018

Unsur-Unsur Klausa


Unsur-Unsur Klausa

Sebagaimana yang telah dipelajari sebelumnya, klausa dibentuk oleh unsur pokok subjek (S) dan predikat (P) yang terkadang dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Dari unsur-unsur tersebut, predikat merupakan inti sekaligus penanda kehadiran klausa dalam suatu kalimat.
Klausa dibentuk oleh unsur pokok subjek dan predikat, namun terkadang dilengkapi oleh unsur lain, seperti objek, keterangan, atau pelengkap.
1.   Subjek
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu klausa. Subjek pada umumnya berupa nomina atau kata benda, ada pula yang berbentuk kata kerja (verba).
Contoh:
a)                 Kakaknya sedang menulis surat. (nomina)
b)        Kucing itu menggigit anak kera. (nomina)
c)                  Membaca sangat menyenangkan. (verba)
Subjek memiliki bermacam peran dalam suatu klausa sebagai berikut.

Peran Subjek
Contoh Kalimat
1.       Peran pe!aku
a.       Mereka mengerjakan beberapa soa matematika.
b.       Dita sedang belajar.
2.       Peran alat
c.       Mobil-mobil itu mengantarkan pesanan.
d.       Mobil bak terbuka itu membawa kambing Garut.
3.       Peran sebab
e.       Banjir besar itu menghancurkan kota.
f.        Peperangan menimbulkan kemiskinan.
4.       Peran hasil
g.       Novel itu dikarang oleh Edy D. Iskandar.
h.       Buku Tata Bahasa Baku disusun oleh para pakar bahasa Indonesia.
5.       Peran penderita
i.        Kayu itu dipukulnya dengan keras.
j.        Tubuhnya dirapatkan pada dinding itu.
6.       Peran tempat
k.       Kebunnya ditanami pohon cengkih.
l.        Gua itu belum pernah dimasuki orang.
7.       Peran yang mengalami
m.      Rambut anakku hitam dan lebat.
n.       Muka teman kami pucat pasi.
8.       Peran penerima
o.       Laras menerima hadiah dari temannya.
p.       Lita sering dikirimi surat oleh temannya.
9.       Peran dikenal
q.       Orang itu pegawai koperasi.
r.        Gedung itu gedung sekolah kami.
10.   Peran terjumlah
s.        Petani itu dua orang.
t.        Keponakanku dua belas orang.

2.   Predikat
Predikat adalah unsur yang berfungsi untuk menjelaskan subjek. Oleh karena itu, predikat umumnya terletak setelah subjek.
Contoh:
a)          Pak Ahmad menegur salah seorang muridnya.
b)    Bunga itu indah sekali.
c)           Banjir melanda seluruh Kota Jakarta.
Namun, ada pula klausa yang predikatnya mendahului subjek. Klausa seperti itu dinamakan klausa inversi.
Contoh:
a)          Pergilah ia ke Batam.
b)    Lama sekali perjalanan kita kali ini.
c)           Saya ucapkan terima kasih.

Predikat pada umumnya berupa kata kerja dan bermakna perbuatan. Predikat seperti itu menghasilkan kalimat verbal. Namun, tidak sedikit pula predikat yang berupa kata benda, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan (preposisi). Jenis-jenis kata tersebut berpengaruh pada makna atau peran dari predikat pada klausa-klausa tersebut.

Peran Predikat
Contoh Kalimat
1.       Peran perbuatan
Dita sedang menulis surat.
Perempuan itu sedang menjahit baju anaknya.
2.       Peran keberadaan
Orang itu tinggal di Ciamis.
Alif berada di ruang baca.
3.       Peran keadaan
Rumah itu sangat bersih.
Orang tua itu ramah sekali.
4.       Peran jumlah
Anaknya dua orang.
Rumah dosen muda itu dua.
5.       Peran pengenal
Mereka teman saya.
Itu gedung sekolahku.
6.       Peran pemerolehan
Kurnia mendapat hadiah dari sekolah.
Petinju itu memiliki ketahanan tubuh yang baik.

3.   Objek
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.  Objek selalu berada di belakang predikat.  Objek berupa kata benda. Contoh:
a)         Ibu sedang membaca buku.
b)         Si Manis memakan tikus.
c)          Joko mendengarkan penjelasan pak guru.
Objek dapat dijadikan  subjek dalam  bentuk pasif. Amati contoh berikut. Contoh:
a)         Buku sedang dibaca ibu.
b)         Tikus dimakan si Manis.
c)          Penjelasan pak guru didengarkan Joko.

Seperti halnya unsur-unsur klausa lainnya, objek memiliki banyak peran sebagai berikut.

Peran Objek
Contoh Kalimat
Peran penderita
Yuda menebang pohon mangga.
Anak itu meletakkan vas bunga dengan hati-hati.
Peran penerima
Pak Ahmad mencarikan Dinar pekerjaan.
Elis memberikan teman saya hadiah.
Peran alat
la mengikat tali pada sebatang pohon.
Anak itu menggunakan kakinya untuk melukis.
Peran Tempat
Banyak turis mengunjungi Danau Toba.
Pak Kosasih sedang menanami kebunnya.
Peran hasil
Ayahnya sedang menulis buku anak.
Pak wall kota itu telah membangun jalan baru.

4.   Pelengkap
Seperti halnya objek, pelengkap merupakan unsur klausa yang letaknya selalu berada di belakang predikat. Perbedaan objek dan pelengkap dapat dilihat dalam tabel berikut.

Objek
Pelengkap
a.       Kelas katanya berupa nomina.
a.       Selain nomina, pelengkap dapat diisi oleh verba atau adjektiva.
b.       Berada langsung di belakang predikat aktif tanpa preposisi (kata depan).
b.       Berada di belakang kata kerja berimbuhan ber- dan dapat didahului oleh preposisi.
c.       Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
c.       Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
d.       Dapat diganti dengan -nya.
d.       Tidak dapat diganti dengan-nya, kecuali didahului oleh preposisi.

Berikut contoh kalusa yang berpelengkap.
1)         Anak itu kedapatan merokok.
2)    Kekayaannya bernilai miliamn rupiah.
3)    Indonesia merupakan negara yang berketuhanan YangMaha Esa.

Peran Pelengkap
Contoh Kalimat
Peran penderita
Banyak siswa belajar sastra.
Ayahnya berjualan sayur-sayuran di pasar.
Peran alat
Bukunya bersampul plastik.
Anak itu berpayungkan daun pisang.
Peran perbuatan
Aisya sedang belajar membaca.
Anakku senang berenang.
Peran jumlah
Kucingnya bertambah dua ekor.
Kendaraannya berjumlah tiga buah.
Peran perbandingan
Orang itu bertubuh seperti raksasa

5.   Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam suatu klausa. Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran fungsi keterangan dalam suatu klausa bersifat manasuka. Ketidakhadiran fungsi tersebut tidak akan menggangu struktur dan keseluruhan makna klausa.
Ciri-ciri fungsi keterangan adalah sebagai berikut.
a.      Kehadirannya bersifat manasuka
Contoh:
(1)   Adik membaca buku di perpustakaan.
(2)   Adik membaca buku.
b.      Letaknya bebas
Contoh:
(1)   Ibu memasak gulai di dapur.
(2)   Di dapur ibu memasak gulai.
(3)   Ibu di dapur memasak gulai.
Namun demikian, fungsi keterangan tidak bisa diletakkan di antara predikat dengan objek/pelengkap. Apabila hal itu dilakukan, akan mengakibatkan rancunya makna klausa itu.
Contoh: Ibu memasak di dapur gulai. (?)
c.      Umumnya didahului oleh kata depan, seperti di,  dari,  ke,
ketika, atau tentang.
Berikut beberapa makna dari keterangan.
a.      Keterangan Waktu


Keterangan waktu  memberikan  informasi  mengenai  saat rerjadinya suatu peristiwa. Contoh:
1)            Kemarin paman datang dari Sorong.
2)     Saatnya telah tiba untuk lepas landas sekarang.
3)     Besok kami akan mengunjunginya.
4)     Tadi pagi dia menanyakan lagi soal itu.
5)            Sebentar lagi mereka datang.

6)        Dari pagi hingga petang kami  menunggunya  di
pembaringan.
7)        Sampai besok malam listrik di desa kami akan padam.
8)                 Kita harus tiba di Surabaya sebelum subuh.
9)        Ketika hujan turun kami sudah sampai di rumahnya.
10)    Kami tidak lagi tinggal di rumah itu sejak kakek tiada.
b.      Keterangan Tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan. Contoh kata depan: di, ke, dari, sampai, dan pada.

Contoh:
1)            Di sana telah terjadi tabrakan beruntun.
2)     Bukunya ditaruh diatas meja.
3)     Rio tidak ada di rumah.
4)     Di Indonesia banyak tempat wisata yang indah.
5)            Kita harus mulai mengerjakannya dari awal.
6)     Batu itu jatuh dari atas genting.
7)     Si Manis keluar dari dalam karung.
8)            Malam ini kami akan keluar rumah bersama mereka.
9)            Kapan mereka akan pergi ke Palembang?
10)  Ayah akan mengantarkan ibu sampai jalan ray a.
c.       Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan selalu dalam bentuk frasa preposisional dan preposisi yang dipakai adalah demi, bagi, guna, untuk, dan buat.
Contoh:
1)                 Kami bersedia berkorban demi kepentingan negara.
2)        Marilah kita mengheningkan cipta bagi pahlawan yang
telah gugur.
3)                 Untuk membangun kerja samayang baik, kita memerlukan
pengendalian diri.
4)        Untuk mengobati ibunya, dia rela berjualan koran.
5)                 Puisi ini kutulis untuk nenekku yang sedang sakit.
6)        Dia memang mempunyai tekad besar untuk merantau.
7)        Guna menurunkan inflasi, kita perlu mengencangkan
ikat pinggang.
d.      Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan ada pula yang tidak.
Contoh:
1)                 Dengan tegas ia menolak suap itu.
2)        Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
benar.
3)        Secara bergotong royong,  penduduk Desa Sukajaya
menyelesaikan jembatan ini.
4)        Tanpa kemauan tidak mungkin akan berhasil.
5)                 Rahman selalu bertanya kepada ayahnya tentang hal-hal
yang ingin ia ketahui di gedung tua itu.
6)        Biasanya dagangan kami laku kalau tidak ada hujan.
7)        Ayo, kejar pencuri itu secepat-cepatnya.
8)        Terang-terangan dia mengakui kekeliruannya.
9)                 Berkatalah pada ibumu dengan sehalus mungkin.
10)    Ani menghabiskan kue adiknya sedikit demi sedikit.

e.     Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu perbuatan. Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menggabungkan preposisi dengan, tanpa, atau bersama.
Contoh:
1)            Dia merumuskan konsep itu dengan para pembantunya.
2)     Prof. Baihaqi berangkat ke Mekkah tanpa istrinya.
3)     Bersama rakyat, pasukan TNI menyerbu musuh.
f.      Keterangan Alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Keterangan alat selalu didahului oleh kata depan dengan atau tanpa.
Contoh:
1)                 Ayah memukul batu itu dengan paiu.
2)        Adik sedang menggambar pemandangan dengan spidol
berwarna.
3)        Saya bekerja dengan alat ini.
4)        Kakak pergi ke sekolah dengan sepeda.
5)        Ibu memasak sayur ini tanpa garam.
6)        Tanpa uang sesen pun dia pergi.
7)        Kita sulit mengerjakan PR ini tanpa petunjukpak guru.

Jangan Lupa Subjek dan Predikat
oleh: J.S. Badudu

Kalimat dapat dilihat dari tiga jenis tatarannya: fungsi, kategori, dan peran. Tataran fungsi membagi kalimat atas subjek, predikat, dan objek, pelengkap, dan keterangan. Tataran kategori membagi kalimat atas kelas kata (kata benda/nomina, kata kerja/verba, kata sifat/adjektiva, kata keterangan/adverbial, kata ganti/pronomina, kata bilangan/numeralia, kata depan/preposisi, kata penghubung/konjungsi, kata seru/ interjeksi, dan kata sandang/artikel). Tataran peran membagi kata atas jenis perilaku (agentif), penderita (objektif), penerima/penyerta (benefaktif), tempat (lokatif), waktu (temporal), perbandingan (komparatif), alat (instrumental), penghubung (konjungtif), perangkai (preposisi), dan seruan (interjeksi).
Pembagian atas jenis tataran itu jangan dicampuradukkan. Sutan Takdir Alisjahbana, misalnya, membuat pembagian objek pelaku, objek penderita, dan objek penyerta. Dua tataran digabungkan menjadi satu. Bicara tentang objek itu berbicara tentang fungsi, sedangkan tentang pelaku, penderita, dan penyerta itu berbicara tentang peran. Begitu juga Slamet Mulyana berbicara tentang gatra (= fungsi), yaitu gatra pangkal (S), gatra sebutan (P), gatra situasi (K), sedangkan gatra pelaku dibaginya atas pelaku I (pemeran), pelaku II (penderita), dan pelaku III (penyerta) berbicara tentang peran, bukan fungsi.
Sebenarnya, fungsi terpenting adalah subjek (S) dan predikat (P) karena tiap kalimat (tunggal) pasti terdiri atas S dan P, sedangkan objek (0), pelengkap (Pel), dan keterangan (K) adalah bagian dari P inti karena ketiga unsur itu adalah penjelas P inti itu. Misalnya, kalimat Dia membicarakan masalah pemilihan umum dalam rapat itu dapat kita uraikan sebagai berikut: Dia (S), membicarakan (P), masalah (0), pemilihan umum (Pel), dalam rapat itu (K). Perhatikan: masalah, pemilihan umum, dan dalam rapat itu hanyalah bagian dari membicarakan, bagian-bagian yang tiga itu adalah P dalam arti luas.
Tidak ada kalimat tanpa S dan P. Kalau ada kalimat yang tidak memiliki S dan P, misalnya, kalimat jawab atau kalimat perintah, itu tidak berarti bahwa S dan P-nya tidak ada. S dan P itu tidak disebutkan lagi karena sudah diketahui. Misalnya, kalimat jawab Sudah. Baik pembicara maupun yang diajak bicara mengerti apa yang dimaksud karena bagian kalimat itu merupakan jawaban atas kalimat Kamu sudah makan? Kalimat itu dilihat dari segi maknanya adalah kalimat sempurna, sedangkan dilihat dari segi bentuknya tidak sempurna. Bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama, baik kosakatanya maupun strukturnya. Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa Eropa mempunyai perbedaan-perbedaan khusus. Misalnya, kalimat bahasa Inggris atau bahasa Belanda bukan kalimat namanya kalau tidak ada verbanya karena P dalam bahasa-bahasa itu mesti terdiri atas verba (kata kerja). Bahasa Indonesia tidak demikian. Predikat kalimat dapat terdiri atas jenis kata lain, seperti nomina, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, atau frasa preposisi. Misalnya, dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan Saya guru, tetapi dalam bahasa Inggris tidak cukup jika dikatakan / a teacher karena predikatnya berupa to be, yaitu am. Jadi, yang benar adalah / am a teacher.
Kita lihat bahwa sebuah kalimat terdiri atas kata-kata sebagai unsur segmentalnya, tetapi itu saja tidak cukup. Kalimat hams dilengkapi dengan intonasi sebagai unsur suprasegmentalnya. Kalau ditulis Dia sudah makan, kita belum tahu apa yang dimaksud. Apakah susunan kata itu menyatakan suatu pemberitahuan, tetapi kalau ditulis Dia sudah makan?, maka itu sebuah pertanyaan.
Bahasa tulis menuliskan kalimat dengan huruf awal pada kata pertama dengan huruf kapital dan mengakhiri kalimat itu dengan tanda baca. Tanda baca titik (.) menyatakan bahwa kalimat itu sudah selesai sebagai kalimat berita/pemberitahuan, tanda tanya (?) menyatakan bahwa itu sebuah kalimat tanya, dan tanda seru (!) menyatakan bahwa itu sebuah kalimat seru atau kalimat perintah.
Sumber: Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Disajikan untuk pembelajaran di kelas sekolah sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar