Unsur-Unsur Klausa
Sebagaimana yang telah dipelajari sebelumnya, klausa
dibentuk oleh unsur pokok
subjek (S) dan predikat (P) yang terkadang dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (K). Dari unsur-unsur
tersebut, predikat merupakan inti sekaligus penanda kehadiran klausa dalam suatu kalimat.
Klausa dibentuk oleh
unsur pokok subjek dan predikat, namun terkadang dilengkapi oleh unsur lain, seperti objek, keterangan, atau pelengkap.
1. Subjek
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok
pembicaraan suatu klausa. Subjek
pada umumnya berupa nomina atau kata benda, ada pula yang berbentuk kata kerja (verba).
Contoh:
a)
Kakaknya sedang menulis surat. (nomina)
b)
Kucing itu menggigit anak kera. (nomina)
c)
Membaca sangat menyenangkan. (verba)
Subjek memiliki
bermacam peran dalam suatu klausa sebagai berikut.
Peran Subjek
|
Contoh
Kalimat
|
1.
Peran pe!aku
|
a.
Mereka mengerjakan beberapa soa
matematika.
b.
Dita sedang belajar.
|
2.
Peran alat
|
c.
Mobil-mobil
itu mengantarkan pesanan.
d.
Mobil bak
terbuka itu membawa kambing Garut.
|
3.
Peran sebab
|
e.
Banjir besar
itu menghancurkan kota.
f.
Peperangan menimbulkan
kemiskinan.
|
4.
Peran hasil
|
g.
Novel itu dikarang oleh Edy
D. Iskandar.
h.
Buku Tata Bahasa Baku disusun oleh para pakar bahasa
Indonesia.
|
5.
Peran penderita
|
i.
Kayu itu dipukulnya dengan keras.
j.
Tubuhnya dirapatkan pada dinding itu.
|
6.
Peran tempat
|
k.
Kebunnya ditanami pohon
cengkih.
l.
Gua itu belum pernah
dimasuki orang.
|
7.
Peran yang mengalami
|
m.
Rambut anakku hitam dan lebat.
n.
Muka teman kami pucat pasi.
|
8.
Peran penerima
|
o.
Laras menerima hadiah dari temannya.
p.
Lita sering dikirimi
surat oleh temannya.
|
9.
Peran dikenal
|
q. Orang itu pegawai koperasi.
r.
Gedung itu gedung sekolah kami.
|
10.
Peran terjumlah
|
s.
Petani itu dua orang.
t.
Keponakanku dua belas orang.
|
2. Predikat
Predikat adalah unsur yang berfungsi untuk menjelaskan
subjek. Oleh karena itu,
predikat umumnya terletak setelah subjek.
Contoh:
a)
Pak Ahmad menegur salah
seorang muridnya.
b)
Bunga itu indah
sekali.
c)
Banjir melanda seluruh
Kota Jakarta.
Namun, ada pula klausa
yang predikatnya mendahului subjek. Klausa seperti itu dinamakan klausa inversi.
Contoh:
a)
Pergilah ia ke Batam.
b)
Lama sekali perjalanan kita kali ini.
c)
Saya ucapkan terima kasih.
Predikat pada umumnya
berupa kata kerja dan bermakna perbuatan. Predikat
seperti itu menghasilkan kalimat verbal. Namun, tidak sedikit pula predikat yang berupa kata
benda, kata sifat, kata bilangan,
dan kata depan (preposisi). Jenis-jenis kata tersebut berpengaruh pada makna atau peran dari
predikat pada klausa-klausa
tersebut.
Peran Predikat
|
Contoh
Kalimat
|
1.
Peran perbuatan
|
Dita sedang
menulis surat.
Perempuan itu sedang menjahit baju
anaknya.
|
2.
Peran keberadaan
|
Orang itu tinggal
di Ciamis.
Alif berada di ruang baca.
|
3.
Peran keadaan
|
Rumah itu sangat
bersih.
Orang tua itu ramah
sekali.
|
4.
Peran jumlah
|
Anaknya dua
orang.
Rumah dosen muda
itu dua.
|
5.
Peran pengenal
|
Mereka teman saya.
Itu gedung sekolahku.
|
6.
Peran pemerolehan
|
Kurnia mendapat hadiah
dari sekolah.
Petinju itu memiliki ketahanan
tubuh yang baik.
|
3. Objek
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi
pokok pembicaraan. Objek selalu berada di belakang
predikat. Objek berupa kata benda. Contoh:
a)
Ibu sedang membaca buku.
b)
Si Manis memakan tikus.
c)
Joko mendengarkan penjelasan
pak guru.
Objek dapat
dijadikan subjek dalam bentuk pasif. Amati contoh berikut. Contoh:
a)
Buku sedang dibaca ibu.
b)
Tikus dimakan si Manis.
c)
Penjelasan pak guru didengarkan Joko.
Seperti halnya
unsur-unsur klausa lainnya, objek memiliki banyak peran sebagai berikut.
Peran Objek
|
Contoh
Kalimat
|
Peran penderita
|
Yuda menebang pohon mangga.
Anak itu meletakkan vas
bunga dengan hati-hati.
|
Peran penerima
|
Pak Ahmad mencarikan Dinar pekerjaan.
Elis memberikan teman saya hadiah.
|
Peran alat
|
la mengikat tali
pada sebatang pohon.
Anak itu menggunakan
kakinya untuk melukis.
|
Peran Tempat
|
Banyak turis
mengunjungi Danau Toba.
Pak Kosasih sedang
menanami kebunnya.
|
Peran hasil
|
Ayahnya sedang menulis buku anak.
Pak wall kota itu
telah membangun jalan baru.
|
4. Pelengkap
Seperti halnya objek,
pelengkap merupakan unsur klausa yang letaknya selalu berada di belakang
predikat. Perbedaan objek dan pelengkap dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Objek
|
Pelengkap
|
a.
Kelas katanya
berupa nomina.
|
a.
Selain nomina,
pelengkap dapat diisi oleh verba atau adjektiva.
|
b.
Berada langsung di belakang predikat aktif tanpa preposisi (kata depan).
|
b.
Berada di belakang
kata kerja berimbuhan ber- dan
dapat didahului oleh preposisi.
|
c.
Dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif.
|
c.
Tidak dapat
dijadikan bentuk pasif.
|
d.
Dapat diganti
dengan -nya.
|
d.
Tidak dapat diganti
dengan-nya, kecuali didahului oleh preposisi.
|
Berikut contoh kalusa yang berpelengkap.
1)
Anak itu kedapatan merokok.
2)
Kekayaannya bernilai miliamn
rupiah.
3)
Indonesia merupakan negara
yang berketuhanan YangMaha Esa.
Peran Pelengkap
|
Contoh
Kalimat
|
Peran penderita
|
Banyak siswa
belajar sastra.
Ayahnya berjualan sayur-sayuran
di pasar.
|
Peran alat
|
Bukunya bersampul plastik.
Anak itu berpayungkan daun pisang.
|
Peran perbuatan
|
Aisya sedang
belajar membaca.
Anakku senang berenang.
|
Peran jumlah
|
Kucingnya bertambah dua ekor.
Kendaraannya
berjumlah tiga buah.
|
Peran
perbandingan
|
Orang
itu bertubuh seperti raksasa
|
5. Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam suatu klausa. Berbeda
dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran fungsi keterangan dalam suatu klausa
bersifat manasuka.
Ketidakhadiran fungsi tersebut tidak akan menggangu struktur dan keseluruhan makna klausa.
Ciri-ciri fungsi keterangan adalah sebagai
berikut.
a. Kehadirannya bersifat manasuka
Contoh:
Contoh:
(1)
Adik membaca buku di
perpustakaan.
(2)
Adik membaca buku.
b. Letaknya
bebas
Contoh:
(1)
Ibu memasak gulai di
dapur.
(2)
Di dapur ibu memasak gulai.
(3)
Ibu di dapur memasak
gulai.
Namun demikian, fungsi
keterangan tidak bisa diletakkan di antara predikat dengan objek/pelengkap. Apabila hal itu dilakukan, akan mengakibatkan rancunya makna klausa itu.
Contoh: Ibu memasak di dapur gulai. (?)
c. Umumnya didahului oleh kata depan, seperti di, dari,
ke,
ketika, atau tentang.
ketika, atau tentang.
Berikut beberapa makna dari keterangan.
a. Keterangan
Waktu
Keterangan waktu
memberikan informasi mengenai
saat rerjadinya suatu
peristiwa. Contoh:
1)
Kemarin paman datang dari Sorong.
2)
Saatnya telah tiba
untuk lepas landas sekarang.
3)
Besok kami akan mengunjunginya.
4)
Tadi pagi dia menanyakan lagi soal itu.
5)
Sebentar lagi mereka datang.
6)
Dari
pagi hingga petang kami menunggunya
di
pembaringan.
pembaringan.
7)
Sampai besok malam listrik di desa kami akan padam.
8)
Kita harus tiba di
Surabaya sebelum subuh.
9)
Ketika hujan turun kami sudah sampai di rumahnya.
10)
Kami tidak lagi
tinggal di rumah itu sejak kakek tiada.
b. Keterangan
Tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan.
Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan. Contoh kata depan: di,
ke, dari, sampai, dan pada.
Contoh:
1)
Di sana telah terjadi tabrakan beruntun.
2)
Bukunya ditaruh diatas
meja.
3)
Rio tidak ada di
rumah.
4)
Di Indonesia banyak tempat wisata yang indah.
5)
Kita harus mulai
mengerjakannya dari awal.
6)
Batu itu jatuh dari
atas genting.
7)
Si Manis keluar dari
dalam karung.
8)
Malam ini kami akan keluar
rumah bersama mereka.
9)
Kapan mereka akan
pergi ke Palembang?
10) Ayah akan mengantarkan ibu sampai jalan ray
a.
c. Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud
keterangan tujuan selalu dalam bentuk
frasa preposisional dan preposisi yang dipakai adalah demi, bagi, guna, untuk, dan buat.
Contoh:
1)
Kami bersedia
berkorban demi kepentingan negara.
2)
Marilah kita
mengheningkan cipta bagi pahlawan yang
telah gugur.
telah gugur.
3)
Untuk membangun kerja samayang baik, kita memerlukan
pengendalian diri.
pengendalian diri.
4)
Untuk mengobati
ibunya, dia rela berjualan
koran.
5)
Puisi ini kutulis untuk
nenekku yang sedang sakit.
6)
Dia memang mempunyai
tekad besar untuk merantau.
7)
Guna menurunkan
inflasi, kita perlu
mengencangkan
ikat pinggang.
ikat pinggang.
d. Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada
yang didahului oleh kata depan ada
pula yang tidak.
Contoh:
1)
Dengan tegas ia menolak suap itu.
2)
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
benar.
benar.
3)
Secara bergotong
royong, penduduk Desa Sukajaya
menyelesaikan jembatan ini.
menyelesaikan jembatan ini.
4)
Tanpa kemauan tidak mungkin akan berhasil.
5)
Rahman selalu bertanya
kepada ayahnya tentang hal-hal
yang ingin ia ketahui di gedung tua itu.
yang ingin ia ketahui di gedung tua itu.
6)
Biasanya dagangan kami laku kalau tidak ada hujan.
7)
Ayo, kejar pencuri
itu secepat-cepatnya.
8)
Terang-terangan dia mengakui kekeliruannya.
9)
Berkatalah pada ibumu
dengan sehalus mungkin.
10)
Ani menghabiskan kue
adiknya sedikit demi sedikit.
e.
Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak adanya orang yang menyertai orang lain
dalam melakukan suatu perbuatan.
Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menggabungkan preposisi dengan, tanpa, atau bersama.
Contoh:
1)
Dia merumuskan konsep
itu dengan para pembantunya.
2)
Prof. Baihaqi
berangkat ke Mekkah tanpa istrinya.
3)
Bersama rakyat, pasukan TNI menyerbu musuh.
f. Keterangan Alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu
perbuatan. Keterangan alat selalu
didahului oleh kata depan dengan atau tanpa.
Contoh:
1)
Ayah memukul batu itu
dengan paiu.
2)
Adik sedang menggambar
pemandangan dengan spidol
berwarna.
berwarna.
3)
Saya bekerja dengan
alat ini.
4)
Kakak pergi ke sekolah
dengan sepeda.
5)
Ibu memasak sayur ini
tanpa garam.
6)
Tanpa uang sesen pun dia pergi.
7)
Kita sulit
mengerjakan PR ini tanpa petunjukpak guru.
Jangan Lupa Subjek dan Predikat
oleh: J.S. Badudu
Kalimat dapat dilihat dari tiga jenis tatarannya: fungsi, kategori, dan
peran. Tataran fungsi membagi kalimat atas
subjek, predikat, dan objek, pelengkap, dan keterangan. Tataran kategori
membagi kalimat atas kelas kata
(kata benda/nomina, kata kerja/verba, kata sifat/adjektiva, kata
keterangan/adverbial, kata ganti/pronomina,
kata bilangan/numeralia, kata depan/preposisi, kata penghubung/konjungsi, kata
seru/ interjeksi, dan kata sandang/artikel). Tataran peran membagi kata
atas jenis perilaku (agentif), penderita (objektif),
penerima/penyerta (benefaktif), tempat (lokatif), waktu (temporal),
perbandingan (komparatif), alat
(instrumental), penghubung (konjungtif), perangkai (preposisi), dan seruan
(interjeksi).
Pembagian atas jenis tataran itu jangan
dicampuradukkan. Sutan Takdir Alisjahbana, misalnya, membuat pembagian objek pelaku, objek penderita, dan
objek penyerta. Dua tataran digabungkan menjadi satu. Bicara tentang objek itu berbicara
tentang fungsi, sedangkan tentang pelaku, penderita, dan penyerta itu berbicara tentang peran. Begitu juga Slamet Mulyana
berbicara tentang gatra (= fungsi), yaitu gatra pangkal (S), gatra sebutan (P),
gatra situasi (K), sedangkan gatra pelaku dibaginya atas pelaku I (pemeran), pelaku II (penderita), dan pelaku III
(penyerta) berbicara tentang peran, bukan fungsi.
Sebenarnya, fungsi terpenting adalah subjek (S)
dan predikat (P) karena tiap kalimat (tunggal) pasti terdiri atas S dan P, sedangkan objek (0),
pelengkap (Pel), dan keterangan (K) adalah bagian dari P inti karena ketiga unsur itu adalah penjelas P inti itu. Misalnya,
kalimat Dia membicarakan masalah pemilihan umum dalam rapat itu dapat
kita uraikan sebagai berikut: Dia (S), membicarakan (P), masalah (0), pemilihan umum (Pel), dalam rapat itu (K).
Perhatikan: masalah, pemilihan umum, dan dalam rapat itu hanyalah
bagian dari membicarakan, bagian-bagian yang tiga itu adalah P dalam arti luas.
Tidak ada kalimat tanpa S dan P. Kalau ada
kalimat yang tidak memiliki S dan P, misalnya, kalimat jawab atau kalimat perintah, itu tidak berarti bahwa S
dan P-nya tidak ada. S dan P itu tidak disebutkan lagi karena sudah diketahui. Misalnya, kalimat jawab Sudah. Baik
pembicara maupun yang diajak bicara mengerti
apa yang dimaksud karena bagian kalimat itu merupakan jawaban atas kalimat Kamu
sudah makan? Kalimat itu dilihat dari segi maknanya adalah kalimat
sempurna, sedangkan dilihat dari segi bentuknya tidak sempurna. Bahasa
yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama, baik kosakatanya maupun strukturnya. Bahasa Indonesia dengan
bahasa-bahasa Eropa mempunyai perbedaan-perbedaan khusus. Misalnya, kalimat
bahasa Inggris atau bahasa Belanda bukan kalimat namanya kalau tidak ada
verbanya karena P dalam bahasa-bahasa itu mesti terdiri atas verba (kata
kerja). Bahasa Indonesia tidak demikian. Predikat kalimat dapat terdiri atas
jenis kata lain, seperti nomina, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, atau frasa preposisi. Misalnya, dalam
bahasa Indonesia dapat dikatakan Saya guru, tetapi dalam bahasa Inggris tidak cukup jika dikatakan / a
teacher karena predikatnya berupa to be, yaitu am. Jadi, yang benar adalah / am a teacher.
Kita lihat bahwa sebuah kalimat terdiri atas
kata-kata sebagai unsur segmentalnya, tetapi itu saja tidak cukup. Kalimat hams dilengkapi dengan intonasi
sebagai unsur suprasegmentalnya. Kalau ditulis Dia sudah makan, kita belum tahu apa yang dimaksud. Apakah
susunan kata itu menyatakan suatu pemberitahuan,
tetapi kalau ditulis Dia sudah makan?, maka itu sebuah pertanyaan.
Bahasa tulis menuliskan kalimat dengan huruf
awal pada kata pertama dengan huruf kapital dan mengakhiri kalimat itu dengan tanda baca. Tanda baca
titik (.) menyatakan bahwa kalimat itu sudah selesai sebagai kalimat
berita/pemberitahuan, tanda tanya (?) menyatakan bahwa itu sebuah kalimat tanya, dan tanda seru (!) menyatakan bahwa itu
sebuah kalimat seru atau kalimat perintah.
Sumber: Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Disajikan untuk pembelajaran di kelas sekolah sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar