Rabu, 10 Oktober 2018

Jenis-Jenis Klausa


Jenis-Jenis Klausa

Klausa dalam bahasa Indonesia sangat beragam. Kita dapat membedakan klausa-klausa itu berdasarkan kategorinya, yakni (1) kelengkapan strukturnya, (2) kata negatif yang digunakannya, (3) jenis kata yang menduduki predikat, dan (4) kedudukannya dalam kalimat.
1.   Berdasarkan Kelengkapan Strukturnya
Berdasarkan kelengkapan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa lengkap dan klausa tak lengkap.
a.       Klausa Lengkap
Klausa lengkap adalah klausa yang terdiri atas subjek (S) dan predikat (P), baik disertai objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K) maupun tidak.
Klausa ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis, yakni (1) klausa lengkap umum (susun biasa) dan (2) klausa lengkap inversi.
1)      Klausa lengkap umum adalah klausa lengkap susun biasa, yaitu
klausa lengkap yang subjeknya terletak di depan predikat.
Contoh:
a)    anaknya sangat pandai
S                      P
b)   Lala rajin berdoa
S              P
2)     Klausa lengkap inversi adalah klausa lengkap susun balik, yaitu
klausa yang subjeknya terletak di belakang predikat.
Contoh:
a)    sangat pandai anaknya
P                    S
b)   rajin berdoa Lala
P                S
b.      Klausa Tak Lengkap
Klausa tak lengkap adalah klausa yang hanya memiliki unsur predikat dan tidak memiliki unsur subjek. Dapat saja predikatnya disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan. Klausa tak lengkap biasanya muncul dalam kalimat jawaban dan kalimat majemuk sebagai akibat penggabungan dengan klausa lain yang subjeknya sama.
Contoh:
a)                  sedang belajar (sebagai jawaban atas pertanyaan "Rani sedang apa?")
b)        ke sekolah (sebagai jawaban atas pertanyaan "Pergi ke mana dia?")

2.      Berdasarkan Penggunaan Kata Negatif
Berdasarkan ada tidaknya kata negatif di dalamnya, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa positif dan klausa negatif.
a.       Klausa Positif
Klausa positif adalah klausa yang tidak memiliki kata negatif atau pengingkaran pada predikatnya.
Contoh:
1)             Lita siswa yang paling rajin
2)      Kak Rahmat bekerja di Solo
b.      Klausa Negatif
Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata negatif atau pengingkaran pada predikatnya. Kata-kata negatif itu ialah tidak, tak, tiada, bukan, belum, jangan.
Contoh:
1)          Lita bukan siswa yang paling rajin
2)    Kak Rahmat tidak bekerja di Solo
3)    janganlah melupakan nasihat orang tua
3.      Berdasarkan Kelas Kata pada Unsur Predikat
Berdasarkan jenis kata yang membentuk predikatnya, klausa dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
a.      Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berupa kata benda (nomina).
Contoh:
a)                  kakakku seorang penulis buku
b)        ayahnya pengajar di sekolah ini
c)                   mereka guru yang rajin
d)        yang mengambil buku ini Haris
b.      Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berupa kata kerja (verba).
Klausa verbal dapat diklasifikasikan lagi, yakni sebagai berikut.
1)      Klausa verbal aktif adalsh klausa verbal yang predikatnya menyatakan perbuatan aktif sehingga subjeknya berfungsi sebagai pelaku.
Contoh:
a)                 Ahmad membaca surat
b)        Bu Halimah memasak sayuran
2)     Klausa  verbal pasif adalah  klausa yang predikatnya menyatakan perbuatan pasif sehingga subjeknya berfungsi sebagai penderita.
Contoh:
a)                 surat dibaca Ahmad
b)        sayuran dimasak Bu Halimah

3)     Klausa verbal refleksif atau medial adalah klausa verbal yang predikatnya menunjukkan perbuatan yang mengenai pelaku perbuatan itu sendiri. Pada umumnya, kata kerja ini berbentuk kata kerja me{N)- diikuti kata diri.
Contoh:
a)                 janganlah menyakiti diri sendiri
b)        Haris menyembunyikan sesuatu di dalam hatinya
4)     Klausa  verbal resiprokal adalah  klausa  verbal  yang predikatnya  menyatakan  perbuatan  kesalingan  atau berbalas-balasan. Kata kerja ini berbentuk (sating), meN-, (sating) ber-an dengan proses pengulangan atau tidak.
Contoh:
a)                 kesebelasan itu sating menyerang tiada henti
b)        pada akhirnya, tanya jawab itu berujung pada saling pengertian
Berdasarkan jumlah argumennya, klausa verbal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Klausa verbal transitif, yaitu klausa verbal yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa verbal yang membutuhkan objek atau pelengkap. Klausa verbal transitif dapat dibedakan lagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a)      Klausa  verbal ekstransitif,  yaitu klausa verbal  yang predikatnya diikuti objek.
Contoh:
(1)      pekerjaannya membaca surat-surat masuk
(2)      seharian ia memperbaiki sepedanya
b)     Klausa  verbal dwitransitif,  yaitu  klausa verbal  yang predikatnya diikuti oleh objek dan pelengkap.
Contoh:
(1)              Rudi menamai ayam kesayangannya si Jagur
(2)              Pak Hasto membelikan istrinya buku masak-memasak
c)      Klausa  verbal semitransitif, yaitu  klausa verbal  yang predikatnya diikuti pelengkap.
Contoh:
(a)              Hasan sedang belajar menulis
(b)      Indonesia merupakan negara berdasarkan Pancasila

2) Klausa verbal tak transitif, yaitu klausa verbal yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap.
Contoh:
a)                 padinya sudah menguning
b)        jalanan ini terus menanjak
c.      Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berupa kata sifat.
Contoh:
1)                  orangnya baik hati
2)        baju orang itu putih-putih
d.     Klausa numeralia adalah klausa yang predikatnya berupa kata bilangan.
Contoh:
1)                 kambingnya dua ekor
2)        kawan Pak Ahmad tiga orang
e.      Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa kata depan (preposisi).
Contoh:
1)            ia akan ke sekolah besok
2)     bajunya dari toko ini
4.   Berdasarkan Kedudukannya dalam Kalimat
Dalam hal ini, klausa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa bebas dan klausa terikat.
a.     Klausa Bebas
Klausa bebas adalah klausa lengkap yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Dalam kalimat majemuk, klausa bebas memiliki status yang utama. Bahkan, klausa bebas dianggap sebagai induk kalimat. Oleh karena itu, klausa bebas sering pula disebut klausa utama atau klausa inti.
Contoh:
1)                Ketika hujan lebat, kami sudah sampai di rumah.
2)       Adiknya masih SMP, sedangkan dia sendiri sudah SMA kelas X.
3)                Ia terus saja mempelajari buku ini sehingga ia betul-betul hafal semua rumus di dalamnya.

b.     Klausa Terikat
Klausa terikat adalah klausa yang menjadi bagian dari klausa lain. Klausa terikat disebut juga dengan klausa bawahan, klausa sematan, klausa nonfinal, atau anak kalimat. Klausa terikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)                 Selalu terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat.
2)        Posisi klausa terikat dalam kalimat majemuk bertingkat dapat berpindah-pindah, dapat sebelum klausa inti atau sesudahnya.
3)        Klausa terikat selalu diawali oleh kata sambung atau konjungsi tidak setara (subordinatif), seperti konjungsi ketika, sebab,  bahiva, meskipun, sesudah, semenjak, atau sebelum.
4)        Klausa terikat dalam kalimat majemuk bertingkat selalu menduduki salah satu fungsi,  misalnya subjek,  objek, pelengkap,   keterangan,   atau  atribut  subjek,  objek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh:
1)                 Orang berbaju putih itu masih saudara saya.
2)        Ayahnya seorang yang rendah hati.
3)        Setiap pagi Rina memberi singkong yang sudah digilingnya itu kepada ikan-ikan di kolam itu.
4)        Sejak kakaknya kuliah di Bandung,  ia selalu menemani ibunya yang sudah tua.


Kamis, 04 Oktober 2018

Unsur-Unsur Klausa


Unsur-Unsur Klausa

Sebagaimana yang telah dipelajari sebelumnya, klausa dibentuk oleh unsur pokok subjek (S) dan predikat (P) yang terkadang dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K). Dari unsur-unsur tersebut, predikat merupakan inti sekaligus penanda kehadiran klausa dalam suatu kalimat.
Klausa dibentuk oleh unsur pokok subjek dan predikat, namun terkadang dilengkapi oleh unsur lain, seperti objek, keterangan, atau pelengkap.
1.   Subjek
Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu klausa. Subjek pada umumnya berupa nomina atau kata benda, ada pula yang berbentuk kata kerja (verba).
Contoh:
a)                 Kakaknya sedang menulis surat. (nomina)
b)        Kucing itu menggigit anak kera. (nomina)
c)                  Membaca sangat menyenangkan. (verba)
Subjek memiliki bermacam peran dalam suatu klausa sebagai berikut.

Peran Subjek
Contoh Kalimat
1.       Peran pe!aku
a.       Mereka mengerjakan beberapa soa matematika.
b.       Dita sedang belajar.
2.       Peran alat
c.       Mobil-mobil itu mengantarkan pesanan.
d.       Mobil bak terbuka itu membawa kambing Garut.
3.       Peran sebab
e.       Banjir besar itu menghancurkan kota.
f.        Peperangan menimbulkan kemiskinan.
4.       Peran hasil
g.       Novel itu dikarang oleh Edy D. Iskandar.
h.       Buku Tata Bahasa Baku disusun oleh para pakar bahasa Indonesia.
5.       Peran penderita
i.        Kayu itu dipukulnya dengan keras.
j.        Tubuhnya dirapatkan pada dinding itu.
6.       Peran tempat
k.       Kebunnya ditanami pohon cengkih.
l.        Gua itu belum pernah dimasuki orang.
7.       Peran yang mengalami
m.      Rambut anakku hitam dan lebat.
n.       Muka teman kami pucat pasi.
8.       Peran penerima
o.       Laras menerima hadiah dari temannya.
p.       Lita sering dikirimi surat oleh temannya.
9.       Peran dikenal
q.       Orang itu pegawai koperasi.
r.        Gedung itu gedung sekolah kami.
10.   Peran terjumlah
s.        Petani itu dua orang.
t.        Keponakanku dua belas orang.

2.   Predikat
Predikat adalah unsur yang berfungsi untuk menjelaskan subjek. Oleh karena itu, predikat umumnya terletak setelah subjek.
Contoh:
a)          Pak Ahmad menegur salah seorang muridnya.
b)    Bunga itu indah sekali.
c)           Banjir melanda seluruh Kota Jakarta.
Namun, ada pula klausa yang predikatnya mendahului subjek. Klausa seperti itu dinamakan klausa inversi.
Contoh:
a)          Pergilah ia ke Batam.
b)    Lama sekali perjalanan kita kali ini.
c)           Saya ucapkan terima kasih.

Predikat pada umumnya berupa kata kerja dan bermakna perbuatan. Predikat seperti itu menghasilkan kalimat verbal. Namun, tidak sedikit pula predikat yang berupa kata benda, kata sifat, kata bilangan, dan kata depan (preposisi). Jenis-jenis kata tersebut berpengaruh pada makna atau peran dari predikat pada klausa-klausa tersebut.

Peran Predikat
Contoh Kalimat
1.       Peran perbuatan
Dita sedang menulis surat.
Perempuan itu sedang menjahit baju anaknya.
2.       Peran keberadaan
Orang itu tinggal di Ciamis.
Alif berada di ruang baca.
3.       Peran keadaan
Rumah itu sangat bersih.
Orang tua itu ramah sekali.
4.       Peran jumlah
Anaknya dua orang.
Rumah dosen muda itu dua.
5.       Peran pengenal
Mereka teman saya.
Itu gedung sekolahku.
6.       Peran pemerolehan
Kurnia mendapat hadiah dari sekolah.
Petinju itu memiliki ketahanan tubuh yang baik.

3.   Objek
Objek adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.  Objek selalu berada di belakang predikat.  Objek berupa kata benda. Contoh:
a)         Ibu sedang membaca buku.
b)         Si Manis memakan tikus.
c)          Joko mendengarkan penjelasan pak guru.
Objek dapat dijadikan  subjek dalam  bentuk pasif. Amati contoh berikut. Contoh:
a)         Buku sedang dibaca ibu.
b)         Tikus dimakan si Manis.
c)          Penjelasan pak guru didengarkan Joko.

Seperti halnya unsur-unsur klausa lainnya, objek memiliki banyak peran sebagai berikut.

Peran Objek
Contoh Kalimat
Peran penderita
Yuda menebang pohon mangga.
Anak itu meletakkan vas bunga dengan hati-hati.
Peran penerima
Pak Ahmad mencarikan Dinar pekerjaan.
Elis memberikan teman saya hadiah.
Peran alat
la mengikat tali pada sebatang pohon.
Anak itu menggunakan kakinya untuk melukis.
Peran Tempat
Banyak turis mengunjungi Danau Toba.
Pak Kosasih sedang menanami kebunnya.
Peran hasil
Ayahnya sedang menulis buku anak.
Pak wall kota itu telah membangun jalan baru.

4.   Pelengkap
Seperti halnya objek, pelengkap merupakan unsur klausa yang letaknya selalu berada di belakang predikat. Perbedaan objek dan pelengkap dapat dilihat dalam tabel berikut.

Objek
Pelengkap
a.       Kelas katanya berupa nomina.
a.       Selain nomina, pelengkap dapat diisi oleh verba atau adjektiva.
b.       Berada langsung di belakang predikat aktif tanpa preposisi (kata depan).
b.       Berada di belakang kata kerja berimbuhan ber- dan dapat didahului oleh preposisi.
c.       Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
c.       Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
d.       Dapat diganti dengan -nya.
d.       Tidak dapat diganti dengan-nya, kecuali didahului oleh preposisi.

Berikut contoh kalusa yang berpelengkap.
1)         Anak itu kedapatan merokok.
2)    Kekayaannya bernilai miliamn rupiah.
3)    Indonesia merupakan negara yang berketuhanan YangMaha Esa.

Peran Pelengkap
Contoh Kalimat
Peran penderita
Banyak siswa belajar sastra.
Ayahnya berjualan sayur-sayuran di pasar.
Peran alat
Bukunya bersampul plastik.
Anak itu berpayungkan daun pisang.
Peran perbuatan
Aisya sedang belajar membaca.
Anakku senang berenang.
Peran jumlah
Kucingnya bertambah dua ekor.
Kendaraannya berjumlah tiga buah.
Peran perbandingan
Orang itu bertubuh seperti raksasa

5.   Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi yang ada dalam suatu klausa. Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran fungsi keterangan dalam suatu klausa bersifat manasuka. Ketidakhadiran fungsi tersebut tidak akan menggangu struktur dan keseluruhan makna klausa.
Ciri-ciri fungsi keterangan adalah sebagai berikut.
a.      Kehadirannya bersifat manasuka
Contoh:
(1)   Adik membaca buku di perpustakaan.
(2)   Adik membaca buku.
b.      Letaknya bebas
Contoh:
(1)   Ibu memasak gulai di dapur.
(2)   Di dapur ibu memasak gulai.
(3)   Ibu di dapur memasak gulai.
Namun demikian, fungsi keterangan tidak bisa diletakkan di antara predikat dengan objek/pelengkap. Apabila hal itu dilakukan, akan mengakibatkan rancunya makna klausa itu.
Contoh: Ibu memasak di dapur gulai. (?)
c.      Umumnya didahului oleh kata depan, seperti di,  dari,  ke,
ketika, atau tentang.
Berikut beberapa makna dari keterangan.
a.      Keterangan Waktu


Keterangan waktu  memberikan  informasi  mengenai  saat rerjadinya suatu peristiwa. Contoh:
1)            Kemarin paman datang dari Sorong.
2)     Saatnya telah tiba untuk lepas landas sekarang.
3)     Besok kami akan mengunjunginya.
4)     Tadi pagi dia menanyakan lagi soal itu.
5)            Sebentar lagi mereka datang.

6)        Dari pagi hingga petang kami  menunggunya  di
pembaringan.
7)        Sampai besok malam listrik di desa kami akan padam.
8)                 Kita harus tiba di Surabaya sebelum subuh.
9)        Ketika hujan turun kami sudah sampai di rumahnya.
10)    Kami tidak lagi tinggal di rumah itu sejak kakek tiada.
b.      Keterangan Tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat selalu didahului oleh kata depan. Contoh kata depan: di, ke, dari, sampai, dan pada.

Contoh:
1)            Di sana telah terjadi tabrakan beruntun.
2)     Bukunya ditaruh diatas meja.
3)     Rio tidak ada di rumah.
4)     Di Indonesia banyak tempat wisata yang indah.
5)            Kita harus mulai mengerjakannya dari awal.
6)     Batu itu jatuh dari atas genting.
7)     Si Manis keluar dari dalam karung.
8)            Malam ini kami akan keluar rumah bersama mereka.
9)            Kapan mereka akan pergi ke Palembang?
10)  Ayah akan mengantarkan ibu sampai jalan ray a.
c.       Keterangan Tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan tujuan atau maksud perbuatan atau kejadian. Wujud keterangan tujuan selalu dalam bentuk frasa preposisional dan preposisi yang dipakai adalah demi, bagi, guna, untuk, dan buat.
Contoh:
1)                 Kami bersedia berkorban demi kepentingan negara.
2)        Marilah kita mengheningkan cipta bagi pahlawan yang
telah gugur.
3)                 Untuk membangun kerja samayang baik, kita memerlukan
pengendalian diri.
4)        Untuk mengobati ibunya, dia rela berjualan koran.
5)                 Puisi ini kutulis untuk nenekku yang sedang sakit.
6)        Dia memang mempunyai tekad besar untuk merantau.
7)        Guna menurunkan inflasi, kita perlu mengencangkan
ikat pinggang.
d.      Keterangan Cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan cara terjadinya suatu peristiwa. Keterangan cara ada yang didahului oleh kata depan ada pula yang tidak.
Contoh:
1)                 Dengan tegas ia menolak suap itu.
2)        Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
benar.
3)        Secara bergotong royong,  penduduk Desa Sukajaya
menyelesaikan jembatan ini.
4)        Tanpa kemauan tidak mungkin akan berhasil.
5)                 Rahman selalu bertanya kepada ayahnya tentang hal-hal
yang ingin ia ketahui di gedung tua itu.
6)        Biasanya dagangan kami laku kalau tidak ada hujan.
7)        Ayo, kejar pencuri itu secepat-cepatnya.
8)        Terang-terangan dia mengakui kekeliruannya.
9)                 Berkatalah pada ibumu dengan sehalus mungkin.
10)    Ani menghabiskan kue adiknya sedikit demi sedikit.

e.     Keterangan Penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidak adanya orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu perbuatan. Semua keterangan penyerta dibentuk dengan menggabungkan preposisi dengan, tanpa, atau bersama.
Contoh:
1)            Dia merumuskan konsep itu dengan para pembantunya.
2)     Prof. Baihaqi berangkat ke Mekkah tanpa istrinya.
3)     Bersama rakyat, pasukan TNI menyerbu musuh.
f.      Keterangan Alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada atau tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Keterangan alat selalu didahului oleh kata depan dengan atau tanpa.
Contoh:
1)                 Ayah memukul batu itu dengan paiu.
2)        Adik sedang menggambar pemandangan dengan spidol
berwarna.
3)        Saya bekerja dengan alat ini.
4)        Kakak pergi ke sekolah dengan sepeda.
5)        Ibu memasak sayur ini tanpa garam.
6)        Tanpa uang sesen pun dia pergi.
7)        Kita sulit mengerjakan PR ini tanpa petunjukpak guru.

Jangan Lupa Subjek dan Predikat
oleh: J.S. Badudu

Kalimat dapat dilihat dari tiga jenis tatarannya: fungsi, kategori, dan peran. Tataran fungsi membagi kalimat atas subjek, predikat, dan objek, pelengkap, dan keterangan. Tataran kategori membagi kalimat atas kelas kata (kata benda/nomina, kata kerja/verba, kata sifat/adjektiva, kata keterangan/adverbial, kata ganti/pronomina, kata bilangan/numeralia, kata depan/preposisi, kata penghubung/konjungsi, kata seru/ interjeksi, dan kata sandang/artikel). Tataran peran membagi kata atas jenis perilaku (agentif), penderita (objektif), penerima/penyerta (benefaktif), tempat (lokatif), waktu (temporal), perbandingan (komparatif), alat (instrumental), penghubung (konjungtif), perangkai (preposisi), dan seruan (interjeksi).
Pembagian atas jenis tataran itu jangan dicampuradukkan. Sutan Takdir Alisjahbana, misalnya, membuat pembagian objek pelaku, objek penderita, dan objek penyerta. Dua tataran digabungkan menjadi satu. Bicara tentang objek itu berbicara tentang fungsi, sedangkan tentang pelaku, penderita, dan penyerta itu berbicara tentang peran. Begitu juga Slamet Mulyana berbicara tentang gatra (= fungsi), yaitu gatra pangkal (S), gatra sebutan (P), gatra situasi (K), sedangkan gatra pelaku dibaginya atas pelaku I (pemeran), pelaku II (penderita), dan pelaku III (penyerta) berbicara tentang peran, bukan fungsi.
Sebenarnya, fungsi terpenting adalah subjek (S) dan predikat (P) karena tiap kalimat (tunggal) pasti terdiri atas S dan P, sedangkan objek (0), pelengkap (Pel), dan keterangan (K) adalah bagian dari P inti karena ketiga unsur itu adalah penjelas P inti itu. Misalnya, kalimat Dia membicarakan masalah pemilihan umum dalam rapat itu dapat kita uraikan sebagai berikut: Dia (S), membicarakan (P), masalah (0), pemilihan umum (Pel), dalam rapat itu (K). Perhatikan: masalah, pemilihan umum, dan dalam rapat itu hanyalah bagian dari membicarakan, bagian-bagian yang tiga itu adalah P dalam arti luas.
Tidak ada kalimat tanpa S dan P. Kalau ada kalimat yang tidak memiliki S dan P, misalnya, kalimat jawab atau kalimat perintah, itu tidak berarti bahwa S dan P-nya tidak ada. S dan P itu tidak disebutkan lagi karena sudah diketahui. Misalnya, kalimat jawab Sudah. Baik pembicara maupun yang diajak bicara mengerti apa yang dimaksud karena bagian kalimat itu merupakan jawaban atas kalimat Kamu sudah makan? Kalimat itu dilihat dari segi maknanya adalah kalimat sempurna, sedangkan dilihat dari segi bentuknya tidak sempurna. Bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama, baik kosakatanya maupun strukturnya. Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa Eropa mempunyai perbedaan-perbedaan khusus. Misalnya, kalimat bahasa Inggris atau bahasa Belanda bukan kalimat namanya kalau tidak ada verbanya karena P dalam bahasa-bahasa itu mesti terdiri atas verba (kata kerja). Bahasa Indonesia tidak demikian. Predikat kalimat dapat terdiri atas jenis kata lain, seperti nomina, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, atau frasa preposisi. Misalnya, dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan Saya guru, tetapi dalam bahasa Inggris tidak cukup jika dikatakan / a teacher karena predikatnya berupa to be, yaitu am. Jadi, yang benar adalah / am a teacher.
Kita lihat bahwa sebuah kalimat terdiri atas kata-kata sebagai unsur segmentalnya, tetapi itu saja tidak cukup. Kalimat hams dilengkapi dengan intonasi sebagai unsur suprasegmentalnya. Kalau ditulis Dia sudah makan, kita belum tahu apa yang dimaksud. Apakah susunan kata itu menyatakan suatu pemberitahuan, tetapi kalau ditulis Dia sudah makan?, maka itu sebuah pertanyaan.
Bahasa tulis menuliskan kalimat dengan huruf awal pada kata pertama dengan huruf kapital dan mengakhiri kalimat itu dengan tanda baca. Tanda baca titik (.) menyatakan bahwa kalimat itu sudah selesai sebagai kalimat berita/pemberitahuan, tanda tanya (?) menyatakan bahwa itu sebuah kalimat tanya, dan tanda seru (!) menyatakan bahwa itu sebuah kalimat seru atau kalimat perintah.
Sumber: Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Disajikan untuk pembelajaran di kelas sekolah sendiri