Minggu, 07 Januari 2018

Terlalu Percaya Diri

Suatu ketika keluarga Wati dan Tari berwisata ke Candi Prambanan. Dua wanita ini sudah berdandan bergaya ala turis asing. Pakaian dipilih yang paling top dengan kacamata hitam sebagai aksesori tambahan namum utama untuk penampilan.

Wati yang memang pada saat itu sebagai bossnya langsung menuju loket penbayaran. Dua keluarga ini semua dibelikan tiket olehnya. Uang dibayarkan dan tiket diterma.

Sesampainya di depan pintu masuk pengecekan tiket, Wati dan Tari terlihat serius membicarakan tiket yang telah diterimanya.
Wati    : "Mbak, kok tiketnya 14 ya? Padahal saya tadi hanya beli 13. Gimana nih?"
Tari     : "Weee lha kebanyakan itu. Piye to pegawene ki? gur tuku 13 kok diwenehi 14"
Seno   : "Ah, gak usah bingung. Berikan saja kepada pengunjung yang lain!"
Wati    : "Gak usah lah, biar kita bawa saja."

Keluarga dua wanita ini masuk satu per satu, tiga orang terakhir yang masuk secara urut adalah Tari, Wati, dan Seno. Tari masuk, sampai di depan petugas tiketnya diminta untuk digesekkan pada mesin pembaca barcode. Dia lolos masuk dengan lancar. Sampai pada giliran Wati, terjadi insiden kecil yang membuat perhatian pengunjung lain.
Wati      : "Ini, Pak." (sambil memberikan tiket dengan yakin dan agak kemayu)
Petugas : "Emmm, ini bukan tiket masuk, Bu."
Wati      : "Lho kok bukan? Padahal ini tadi juga pemberian dari petugas loket lho Pak!"
Petugas : "Iya, Bu. Tapi tiket masuknya bukan yang ini."
Wati      : "Bapak ini kok ngeyel to! Ini juga tiket!"
Petugas : "Satunya lagi, Bu. Bukan yang ini. Kalau pakai yang ini, Ibu gak boleh masuk."

Wati sadar masih bawa satu, lalu diserahkan kepada petugas.
Wati      : "Apa ini, Pak?"
Petugas : "Lhaaaaa ini yang betul."

Ternyata yang salah diberikan Wati tadi adalah nota total pembelian tiket untuk 13 orang.