Rabu, 05 September 2018

Struktur dan Kaidah Makalah


Struktur dan Kaidah Makalah
Amati kembali cuplikan teks pada pelajaran sebelumnya ataupun teks lain yang sejenis. Tampak bahwa teks tersebut betbeda dengan jenis teks debat, terlebih cerita pendek, novel, ataupun drama. Makalah tergolong ke dalam teks nonsastra yang memiliki aturan baku, baik dalam hal struktur maupun kaidahnya.
1.     Berdasarkan strukturnya, teks tersebut disusun secara sistematis dan logis.
a.      Sistematis artinya berurutan, memiliki aturan yang jelas dan baku. Sebagai karya ilmiah, makalah memiliki tata tulis yang baku, yakni dimulai dengan pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Hal ini berbeda dengan karya sastra yang memiliki urutan yang bersifat bebas dan bergantung pada keinginan penulisnya. Dalam cerpen, misalnya, bagian penutup dapat diletakkan pada bagian awal. Sebaliknya, bagian pengenalan cerita dapat ditempatkan pada bagian akhir. Kebebasan penulis karya sastra dalam menuangkan pemikiran-pemikirannya dikenal dengan istilah licentia poetica.
Berikut pola umum struktur penyusunan makalah.
1)     Pendahuluan
Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika pembahasan.
2)     Isi/Pembahasan
Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumen-argumen yang i berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan. Bagian ini boleh terdiri atas lebih dari satu bagian.
3)     Kesimpulan
Kesimpulan adalah pemaknaan atau penegasan kembali terhadap hasil diskusi/uraian yang telah disusun oleh penulis pada bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan, penulis makalah harus mengacu pada permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan. Pada bagian ini juga berisi saran-saran.
 
  



b.     Logis artinya masuk akal atau dapat diterima oleh akal. Kalimat atau pernyataan-pernyataan yang ada di dalamnya berdasarkan hasil penalaran, bukan hasil imajinasi sebagaimana dalam penulisan karya sastra. Dengan kata lain, penjelasan-penjelasan yang tertulis dalam makalah berdasarkan hasil penalaran ataupun pemikiran penulisnya. Sebagiannya merupakan kutipan dari pendapat sumber lain yang disusun dengan mengutamakan kelogisan.
2.     Berdasarkan kaidah kebahasannya, karya ilmiah mengutamakan penggunaan kata-kata yang bersifat lugas.
Dalam karya ilmiah, kata-kata yang bermakna konotatif perlu dihindari, sebagaimana lazimnya dikenal dalam karya-karya sastra. Kata-kata yang bermakna kausalitas, seperti karena, sebab, oleh sebab itu, dan dengan demikian banyak dijumpai dalam makalah. Selain itu, kata ganti yang cenderung digunakan bersifat impersonalitas, seperti penulis atau peneliti.
Makalah harus mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya. Selain itu, objektivitas dan kelengkapan data menjadi hal lain yang tak kalah penring. Untuk membuktikan bahwa pembahasan dalam makalah yang ditulis merupakan hal yang bersifat rasional, penulis perlu memiliki data yang lengkap dengan tingkat kebenaran yang tidak terbantahkan.
Makalah harus bersifat impersonal. Dengan kata lain, kata ganti yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis dan peneliti. Penulis tidak boleh menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti "Saya bermaksud mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui penggunaan buku-buku pelajaran di sekolah." Kalimat yang harus digunakan, misalnya, "Dalam mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner untuk mengetahui penggunaan buku-buku pelajaran di sekolah." Pada kalimat tersebut, kata ganti saya diganti penulis atau peneliti. Cara lainnya adalah dengan dengan menyatakannya dalam kalimat pasif, misalnya "Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner." Pada kalimat tersebut, subjek penelitian dinyatakan secara tersurat.
Sebagai salah satu karya nonsastra, makalah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Dalam arti, hindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda. Makalah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna. Dengan kata lain, bahasa yang digunakan harus reproduktif. Untuk itu, dalam makalah, sering dijumpai defmisi atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Umpamanya, jika dalam suatu karya digunakan kata seperti buku pelajaran atau kecakapan hidup, penulis harus mampu menjelaskan arti kedua istilah itu sebelum ia melakukan pembahasan yang lebih dalam. Hal ini penting dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penulis dan pembaca atau untujc menghindari timbulnya makna lain oleh pembaca. Kelugasan juga tercermin dari penggunaan kalimat efektif. Selain itu, suatu makalah harus disusun secara sistematis dan logis yang ditandai oleh hubungan antarbagian-bagian tulisan yang membentuk suatu kesatuan (kohesif) dan kepaduan (koheren).

   



Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa konvensi atau aturan penting dalam penulisan makalah sebagai berikut.
a.         Masalah  diungkapkan dan  dipecahkan secara ilmiah atau menggunakan metode keilmuan.  Metode keilmuan tampak pada kelogisan, fakta atau bukti yang terpercaya, dan analisis yang objektif.
b.     Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta, bukan imajinasi, perasaan, maupun pendapat yang bersifat subjektif.

Selesaikanlah kegiatan berikut dengan mengasosiasikan informasi yang sudah didapat.
1.     Susunlah bagian-bagian makalah berikut sehingga menjadi sistematika yang benar dengan membubuhkan penomoran yang tepat pada kolom yang tersedia.
Saran, Kesimpuian, Latar belakang, Perumusan masalah, Rangkaian gagasan, Sistematika pembahasan, Prosedur pemecahan masalah
2.     Manakah kata-kata yang bermakna tidak lugas dalam cuplikan teks berikut? Jelaskan pula makna dari kata-kata yang dimaksud.
Mata pelajaran bahasa Indonesia selama ini dituduh kaku dan tak bermakna. Wacana itu sudah berlangsung cukup lama. Itulah sebuah kegalauan yang kemudian sering menggoda hasrat banyak pihak untuk terus memperbincangkannya. Kerisauan tersebut terus menjalar karena selama ini dianggap belum diperoleh formula yang dianggap mujarab untuk memecahkannya.
Bahasa Indonesia cenderung menempati urutan buncit dalam daftar pilihan para siswa setelah pelajaran-pelajaran eksakta dan beberapa ilmu sosial lain, seperti bahasa Inggris dan ekonomi. Jarang siswa yang menempatkan pelajaran ini sebagai pelajaran favorit. Padahal, kalau mereka menyadarinya, justru pelajaran inilah yang memiliki prospek dan sangat menggiurkan dibandingkan pelajaran-pelajaran lain. Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, banyak sekali prospek kerja yang dapat direngkuh oleh seorang yang terampil berbahasa. Dari kepentingan sosial dan politik, juga demikian. Kelihaian seseorang dalam berbahasa dapat menempatkan dirinya sebagai orang yang top-markotop.

3.     Jelaskan penyebab ketidaklogisan kalimat-kalimat berikut, kemudian perbaikilah kalimat-kalimat tersebut.
a.      Saya menemui banyak kesalahan dalam cara berbahasa mereka.
b.      Pengadilan itu hampir selalu dimenangkan oleh orang-orang yang berduit.
c.      Ketika akan mengambil gambar di lokasi itu, kameranya temyata sudah kehabisan baterai.
d.      Bersama surat tersebut, kami seketuarga akan meminta maaf.
e.      Dua hari menjelang wisudanya, anak Pak Arif melangsungkan syukuran.

Sumber: Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia
Disajikan untuk pembelajaran di kelas

1 komentar:

  1. amau bertanya apakah makalah bisa hanya untuk sekedar penjelasan obyek

    BalasHapus